Selasa, 22 Maret 2011

Perumpamaan lalang di antara gandum

Kita mencatat bahwa murid-murid bertanya mengapa Yesus berbicara kepada orang-orang di dalam perumpamaan, dan Yesus menjawab mengapa berbicara kepada mereka di dalam perumpamaan. Markus membuat perbedaan antara "kita dan mereka" terlebih lagi yang diucapkan dengan melaporkan "Tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan" (4:11).


Kisah ini tercantum di dalam  Matius 13:24-30.

    * Matius 13:24-30 
    13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. 
    13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. 
    13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. 
    13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? 
    13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
    13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. 
    13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."


Lalang di antara gandum

Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Dikisahkan bahwa ketika semua orang tidur, musuhnya datang lalu menaburkan benih lalang (ilalang) di antara benih gandum itu lalu pergi. Kedua tanaman itu bertumbuh bersama, lalu hamba penabur tersebut menanyakan asal benih lalang tersebut yang dijawab oleh tuannya bahwa benih lalang tersebut ditabur oleh musuhnya. Hamba-hambanya lalu mengusulkan untuk mencabuti lalang tersebut namun tidak diijinkan karena sang tuan tidak mau benih gandum yang baik ikut tercabut bersama-sama dengan lalang tersebut. Sang tuan lalu berkata bahwa lebih baik mereka dibiarkan tumbuh bersama hingga masa penuaian, di mana keduanya dapat dipisahkan, lalang akan diikat lalu dibakar, gandum akan dikumpulkan di dalam lumbung.

Perumpamaan ten tang lalang di antara gandum adalah perumpamaan yang khusus di dalam Injil Matius, sama seperti perumpamaan tentang benih yang tumbuh yang hanya ditemukan di dalam Injil Markus. Kata weeds (lalang) bukan merupakan terjemahan yang tepat dari bahasa aslinya yaitu bahasa Yunani zizenis, yang berarti "lalang yang mengganggu di ladang gandum, yang mirip dengan gandum". Kata ini tidak bisa menunjukkan apakah lalang itu termasuk jenis yang beracun atau tidak. Apapun jenisnya, tanaman ini sangat mirip dengan gandum dan hanya tumbuh di ladang yang ditanami. Sebenarnya, lalang dapat merusak tanaman gandum. Lalang dapat dibandingkan dengan oat (sejenis gandum) liar, yang tumbuh liar di ladang gandum di Amerika Utara dan sulit dibasmi.


Penafsiran :

 
    * Matius 13:36-43 
    13:36 Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." 
    13:37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; 
    13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. 
    13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. 
    13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. 
    13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. 
    13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 
    13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"


Menurut Matius, murid-murid Yesus menanyakan penjelasan dari perumpamaan tentang lalang. Beberapa kata penjelasan diberikan secara relatif. Penjelasan dalam bentuk paradigma tersebut dapat dibaca sebagai berikut:

1. "Orang yang menabur benih yang baik : adalah Anak Manusia,
2. ladang : adalah dunia, dan
3. benih yang baik : adalah anak-anak Kerajaan
4. lalang : adalah anak-anak si jahat
5. musuh yang menaburkan benih lalang : adalah iblis
6. Waktu menuai : adal;ah akhir zaman, dan
7. para penuai : adalah malaikat"

Penafsiran Yesus menyampaikan bunyi Firman dengan tepat dan perasaan para nabi yang bergema. Perumpamaan tentang lalang ini sebenarnya merupakan sebuah perumpamaan di mana Yesus mengajarkan tentang penghakiman yang akan tiba; yang lebih baik disebut sebagai perumpamaan tentang penuaian.

Hamba-hamba berharap bisa mencabut lalang, meskipun mereka akan berada di dalam proses mencabut gandum juga - sistem akar dari lalang-lalang itu jauh lebih mudah berkembang daripada gandum. Tetapi petani tersebut mengatakan: tunggu sampai panen tiba, kemudian para penuai akan memisahkan lalang dari gandum.

Petani tersebut mengenal bisnisnya. Jika dia mengizinkan hamba-hambanya mencabut lalang, dia akan kehilangan hasil gandumnya, karena tanaman gandum tidak dapat dipisahkan dari lalang. Jika dia kehilangan panennya, petani tersebut akan membuat musuhnya merasa puas seperti yang dia inginkan.


Lebih lanjut, percakapan antara hamba dan tuannya dapat ditafsirkan sebagai pertanyaan orang percaya kepada Allah mengapa ada kejahatan di dunia jika Allah hanya menciptakan yang baik. Jawaban Allah menunjukkan bahwa kejahatan ada di dunia karena perbuatan iblis. Keputusan Allah untuk menunggu hingga akhir zaman mengisyaratkan bahwa kejahatan akan dibiarkan berada di bumi hingga semua 'benih' tersebut telah 'matang'.
Lalang adalah anak-anak si jahat dan benih yang baik adalah anak¬anak Kerajaan. Bagaimana keduanya - jahat dan baik - menjadi dewasa, tidak dijelaskan, dan untuk menemukan jawabannya kita harus melakukannya dengan baik, dan jawabannya bukan di luar perumpamaan ini.

Petani tersebut tidak dapat mengambil langkah-Iangkah untuk memperbaiki situasi, sementara itu lalang dan gandum terus bertumbuh dan menjadi dewasa. Ketidakmampuan ini bukan karena sikap mengabaikan. Sebaliknya, petani itu sungguh-sungguh mengontrol situasi, menunggu sampai situasi reda. Dia mengetahui apa yang harus dia lakukan. Dia mengetahui dari mana asalnya lalang-lalang tersebut dan bagaimana ditaburkan di atas ladangnya - pada waktu malam, sementara semua orang sedang tidur.

Di dalam menafsirkan perumpamaan itu Yesus mengatakan bahwa petani yang menabur benih yang baik itu adalah Anak Manusia. Anak Manusia adalah Yesus sendiri, yang menjadi sama dengan manusia dan mengambil rupa seorang hamba (Filipi 2: 7,8 ). Dia telah datang untuk menaburkan benih yang baik yaitu anak-anak Kerajaan, manusia baru di dalam Kristus. Ladang di mana benih itu ditaburkan adalah dunia ini. Dunia di mana drama tentang yang baik dan yang jahat terjadi. Musuh yang menabur benih lalang adalah setan, dan lalang-Ialang tersebut adalah anak-anak si jahat.

Menarik untuk dicatat bahwa ladang yaitu dunia ini adalah milik petani - yaitu Yesus. Di atas ladang tumbuh gandum dan lalang. Tidak menjadi masalah di mana manusia tinggal di bumi ini, di mana pun dia hidup akan menemukan dirinya sendiri berada di atas harta milik Yesus. Manusia bisa menjadi keduanya yaitu gandum dan lalang, bisa menjadi gandum atau lalang atau yang lainnya. Manusia bisa menjadi anak Kerajaan atau menjadi anak si jahat. Keduanya yaitu gandum dan lalang menjadi dewasa sampai petani mengirimkan penuai ke ladang.

Ketika akhir zaman tiba, penuai yaitu malaikat-malaikat Allah, memisahkan yang baik dari yang jahat, gandum dari lalang, anak¬anak Kerajaan dari anak-anak si jahat. Di dalam konflik antara Allah dan setan, setan kalah. Benihnya setan - segala sesuatu yang menyebabkan dosa dan mereka yang berbuat jahat - dicabut dan dicampakkan ke dalam dapur api. Sebaliknya, anak-anak Kerajaan akan bercahaya seperti matahari di dalam Kerajaan Bapanya. Mereka adalah orang-orang benar. Mereka diberkati. Mereka abadi.


apa opini anda tentang ini?
Jesus Love You  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam. JLU