Minggu, 20 Maret 2011

Perumpamaan dua macam dasar

Perumpamaan Yesus adalah perumpamaan (semacam analogi) yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah-kisah perumpamaan ini terdapat dalam semua kitab Injil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kitab Matius memuat perumpamaan dengan jumlah yang terbanyak.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus ini cukup sederhana dan cukup mudah untuk diingat. Oleh karena itu, perumpamaan tersebut masih dapat diceritakan dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya menjadi bentuk tertulis, bertahun-tahun setelah wafatnya Yesus. Salah satu sifat perumpamaan adalah penggambaran secara sepintas sebuah cerita yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang jauh lebih dalam jika direnungkan lebih jauh.

Kisah ini tercantum di dalam  Matius 7:24-27 dan  Lukas 6:47-49.

    * Matius 7:24-27
    7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 
    7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 
    7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
    7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
    * Lukas 6:47-49
    6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya -- Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan --, 
    6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. 
    6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.
 

Dua macam dasar

Perumpamaan ini menceritakan tentang dua orang, yang seorang bijaksana dan yang lain seorang yang bodoh. Orang yang bijaksana digambarkan mendirikan rumahnya di atas batu, sedangkan orang yang bodoh mendirikannya di atas pasir (Matius) atau tanah tanpa dasar (Lukas). Kemudian kedua rumah tersebut dilanda hujan dan banjir serta angin; rumah orang yang bijaksana digambarkan tetap berdiri setelah badai berlalu sebab dibangun dengan dasar yang kuat, yaitu batu; sedangkan rumah orang yang bodoh itu rubuh setelah dilanda badai sebab dibangun di atas dasar yang mudah goyah, yaitu pasir.

Dua penulis Injil yaitu Matius dan Lukas, menyajikan sejumlah perbedaan dalam penyusunan kata di dalam perumpamaan ini. Dalam derajat tertentu, variasi penulisan dapat dijelaskan dengan menunjuk pada pembaca yang dituju oleh Matius dan Lukas. Matius menulis untuk pembaca bangsa Yahudi yang tinggal di Israel, tetapi Lukas memberitakan Injil kepada bangsa Yunani yang tinggal di Asia Kecil dan di bagian-bagian lain di dunia Mediterania. Bagi orang Yahudi yang sangat mengenal teknik-teknik pembangunan di daerah Israel, perumpamaan ten tang dua tukang bangunan yang ditulis oleh Matius dapat dengan mudah dipahami. Tetapi, Lukas tidak menulis untuk orang yang tinggal di Galilea atau Yudea. Dia menulis untuk bangsa Yunani dan Helenis. Jadi Lukas mengganti prosedur cara membangun, yang berbeda dengan cara membangun di Israel. Lukas menulis bahwa tukang bangunan menggali pondasi rumah itu dalam-dalam dan meletakkannya di atas batu karang. Lukas harus mempertimbangkan perubahan geografis dan klimatologis, di samping perbedaan konstruksi bangunan. Lukas menunjukkan banjir yang datang dan aliran air yang deras, sedangkan Matius menulis ten tang hujan yang turun, aliran air yang naik, dan angin yang bertiup. Lukas berbicara mengenai bangunan di atas tanah, sedangkan Matius berbicara mengenai bangunan di atas pasir. Perbedaan secara rind ini tidak mengubah arti perumpamaan. Tukang bangunan memikirkan jauh ke depan pada waktu ia memilih untuk membangun rumah di atas dasar pondasi yang permanen.

Penjelasan

Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini. Orang yang mendirikan rumahnya di atas batu melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus dan melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan tetap setia karena landasannya teguh; sedangkan orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan jatuh karena ia tidak mempunyai landasan yang kokoh.

Pada kesimpulan khotbah, Yesus menginginkan pendengarnya bukan hanya sebagai pendengar tetapi sebagai pelaku dari Firman yang telah Dia sampaikan. Hanya mendengarkan perkataan Yesus saja tidak cukup. Orang percaya harus percaya pada perkataan Yesus dan membangun rumah imannya di atas dasar Yesus saja. Yesus adalah pondasi di mana orang yang bijaksana membangun rumahnya. Seperti perkataan Paulus, "Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus" :

    * 1 Korintus 3:10, 16
    3:10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. 
    3:11 Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
    3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 
    3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 
    3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
    3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
    3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?


apa opini anda tentang ini?
Jesus Love You  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam. JLU